Haji dan UmrahNews

AMPHURI Optimistis Ibadah Haji Bisa Terselenggara Tahun Ini

Pemerintah Arab Saudi Membuka Kembali Jam Malam di Sebagian Kota

Jakarta, TopBusiness – Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (AMPHURI) optimistis penyelenggaraan haji tahun ini dapat diselenggarakan oleh Pemerintah Kerajaan Arab Saudi.

Sebagai sebuah organisasi yang menaungi penyelenggara ibadah haji khusus, AMPHURI memandang kondisi ini sejalan dengan harapan para tamu Allah yang akan menunaikan ibadah haji tahun ini.

Ketua Umum AMPHURI, Joko Asmoro mengatakan bahwa optimisme tersebut sejalah dengan langkah Pemerintah Arab Saudi yang mulai memperlonggar penanganan pencegahan Covid-19 dengan membuka kembali jam malam di sebagian kota di negara tersebut.

Menurut Joko, penanganan Covid-19 yang dilakukan pemerintah Kerajaan Saudi selama ini sangat baik, sehingga perlahan mampu meminimalisir penyebaran virus corona. Selain itu, mulai hari ini, pihak Kerajaan Saudi juga telah membuka kembali jam malam yang sebelumnya diberlakukan, selain di dua kota suci Makkah dan Madinah.  Meskipun, semua aktivitas masih tetap dalam pengawasan pihak berwenang dalam rangka pencegahan COVID-19.

“Saya dapat informasi bahwa mulai hari ini, Pemerintah Saudi telah mengizinkan kembali beroperasinya toko, mall, dan kafe di sebagian kota. Tentunya, ini menjadi pertanda baik,” kata Joko dalam keterangan tertulisnya seperti dikutip, Selasa (28/4/2020).

Joko juga menilai penanganan COVID-19 oleh pemerintah Kerajaan Saudi telah dilakukan sangat baik. Tentunya ini juga sejalan dengan persiapan penyelenggaraan haji yang dilakukan oleh pemerintah kerajaan Arab Saudi dengan sebaik-baiknya sesuai dengan protokol penanganan virus corona.

“Inilah yang membuat Amphuri sangat optimis bahwa penyelenggaraan haji dapat dilaksanakan pada tahun ini,” ucap dia.

Sejak dua minggu lalu, AMPHURI telah memberikan masukan-masukan kepada WHUC (World Hajj and Umrah Convention) dalam rangka melakukan survei yang selanjutnya disampaikan kepada Kementerian Haji Kerajaan Arab Saudi. Setidaknya ada 25 negara pengirim jemaah haji yang disurvei oleh WHUC, salah satunya adalah Indonesia, sebagai pengirim jemaah haji terbesar di dunia.

Selama ini, kata Joko, Amphuri dan WHUC telah menjalin kerja sama sejak 7 tahun lalu. Amphuri selalu aktif ikut dalam kegiatan-kegiatan tahunan yang diselenggarakan oleh WHUC.

Selain turut membantu dan terus melayani anggota yang terdampak, Amphuri juga tetap melakukan pembinaan kepada Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK) dan calon jemaah haji, terlebih bagi calon jemaah haji khusus dengan mengadakan program Manasik Haji secara online.

Program Manasik Haji Online ini dilakukan setiap hari selama bulan Ramadhan melalui saluran YouTube Amphuri Channel. Ia berharap, melalui program ini para calon jemaah haji khusus dapat terus belajar ilmu soal haji dan menguatkan niat hajinya serta terus berdoa agar pandemik COVID-19 segera berakhir, sehingga penyelenggaraan haji dapat dilaksanakan pada tahun ini.

Terkait survei WHUC terhadap persiapan negara pengirim jemaah haji, Kementerian Agama (Kemenag) juga menyampaikan hal yang sama terkait upaya WHUC yang melakukan survei persiapan haji yang dilakukan negara-negara pengirim jemaah haji.

Dalam siaran pers yang disampaikan, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Nizar saat membuka Rapat Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) melalui telekonferensi mengatakan bahwa dari 25 negara yang disurvei salah satunya Indonesia.

“Dari 25 negara tersebut, salah satunya termasuk Indonesia, telah menyampaikan hasil survei kepada WHUC,” kata Nizar.

Menurut Nizar, survei ini diselenggarakan kerjasama Biro Perencanaan Kementerian Haji dengan WHUC. Hasil survei ini nantinya akan dilaporkan kepada Menteri Haji dan Raja Salman sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan.

“Hasil survei ini nantinya diharapkan dapat memberikan masukan untuk Kementerian Haji atau Raja Salman dalam mengambil kebijakan tentang penyelenggaraan haji 1441H/2020M,” ujarnya.

“Dari 25 negara yang berpartisipasi dalam pelaksanaan survei, sudah ada 15 negara yang mengembalikan formulir survei tersebut, termasuk Indonesia,” lanjutnya.

Dalam keterangan resminya secara terpisah, Konsul Haji KJRI Jeddah Endang Jumali juga menjelaskan survei yang dilakukan WHUC ini antara lain menggali informasi tentang persiapan dan langkah kesehatan yang diambil setiap negara dalam penanganan COVID-19. Selain itu, survei juga terkait kesiapan setiap negara jika kebijakan haji akan mempertimbangkan pembatasan aspek umur maksimal 50 tahun.

“Survei juga menanyakan tentang kesiapan negara jika harus ada karantina sebelum perjalanan dan ketika tiba di Saudi. Juga tentang kesiapan setiap negara jika ada pengurangan kuota sebanyak 20 persen,” ungkapnya.

Endang menambahkan, pihaknya juga telah mendapat informasi bahwa Arab Saudi mulai 27 April ini sudah tidak memberlakukan lagi jam malam untuk selain Makkah dan Madinah.

“Ada informasi yang kami dapatkan bahwa ada perkembangan positif terkait penanganan COVID-19 di Arab Saudi. Sehingga, sejak hari ini, mall, toko, dan kafe sudah diperkenankan buka kembali. Ini kayaknya ada tanda-tanda baik buat kita,” ujarnya.

Google News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Lainnya