Gulirkan Ide Pembentukan Tim Umrah dan Haji Indonesia, Ini Alasan Wamenag
Beragam tantangan, dinamika, dan perkembangan yang begitu cepat terkait penyelenggaraan haji dan umrah menuntut untuk merapatkan barisan dan membangun kerja sama konstruktif.
Jakarta, UmrahNews – Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa’adi mengajak segenap penyelenggara haji dan umrah yang tergabung dalam berbagai asosiasi untuk bergerak dan berkembang bersama. Wamenag menggagas pentingnya pembentukan Tim Umrah dan Haji Indonesia.
Gagasan ini disampaikan Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa’adi saat membuka Musyawarah Nasional IV Asosiasi Penyelenggara Ibadah Haji, Umrah, dan In-Bound Indonesia (Asphurindo) tahun 2023 M/1444 H. Kegiatan yang dihadiri puluhan perwakilan penyelenggara haji dan umrah ini mengusung tema Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat.
“Saya menginginkan kita semua dapat bergerak bersama dengan semangat untuk berkembang bersama, bukan saling menjatuhkan dan mengambil manfaat dari kesulitan pihak lain,” ujar Wamenag di Jakarta, Jumat (24/02/2023)
“Saya menekankan perlunya diwujudkan Tim Umrah Indonesia dan Tim Haji Indonesia,” sambung Wamenag.
Hadir, Ketua Umum Asphurindo H Lukman Nyak Neh, Direktur Bina Haji dan Umrah Ditjen PHU Nur Arifin, Sekjen Asphurindo Iqbal Muhajir berserta Dewan Pengawas dan Pembina Asphurindo, Raden Kholil dan Magnatin Haidier
Menurut Wamenag, pembentukan tim ini didasari oleh semangat bahwa pemerintah dan seluruh pelaku usaha umrah dan haji di Indonesia harus mampu menjadi satu tim yang kuat. Saat berurusan ke luar negeri, lanjut Wamenag, yang ada adalah satu tim yang kuat bernama Tim Umrah dan Tim Haji Indonesia.
“Sekali lagi saya tekankan, saya tidak ingin masing-masing pelaku usaha berjalan sendiri-sendiri. Saya berharap agar forum Munas ke-IV Asphurindo ini menjadi titik pijak penting bagi pemerintah dan seluruh pelaku usaha Umrah dan Haji Khusus untuk makin menjalin kesepahaman dan disiplin atas regulasi terkait,” ujar Wamenag.
“Kita patuhi hal ini sebagai bagian dari upaya untuk terus memberikan pelayanan terbaik bagi umat,” tegasnya.
Melalui forum Munas ini, Wamenag juga menekankan pentingnya semua pihak terkait Penyelenggaraan Haji (baik Haji Reguler maupun Haji Khusus) dan Umrah agar membuka diri untuk membangun dan menjalankan konsolidasi, sinergi, dan kolaborasi.
Beragam tantangan, dinamika, dan perkembangan yang begitu cepat terkait penyelenggaraan haji dan umrah menuntut untuk merapatkan barisan dan membangun kerja sama konstruktif. “Ini adalah sebuah keniscayaan dan merupakan hal yang tidak dapat ditawar. Kita harus melihat dan memahami dengan baik beberapa perspektif terkait hal ini,” kata Wamenag.
Wamenag menambahkan, minat dan animo masyarakat tetap tinggi dan terjaga dalam konteks haji dan umrah.
Kuota Haji Indonesia tahun ini sebanyak 221 ribu. Pemerintah berharap ada penambahan kuota karena antrian haji regular lebih dari 5 juta orang, atau sekitar 15-20 tahun keberangkatan dengan kuota normal.
Sedangkan daftar tunggu jemaah Haji Khusus mencapai 110 ribu. Dengan kuota sekitar 17 ribu per-tahun, antrian mereka rata-rata selama 6 sampai 7 tahun ke depan.
Animo masyarakat untuk beribadah umrah juga luar biasa. Data Kemenag Tahun 2022, masih dalam suasana Pandemi saja, ada sekitar 1.006.000 jemaah. Tahun 2023 sampai dengan 23 Februari kemarin, terdata 230.289 jemaah yang berangkat umrah.
Wamenag juga berpesan agar pengembangan yang sedang dilakukan pemerintah Saudi Arabia dalam konteks penyelenggaraan haji dan umrah perlu direspons dengan cermat. Dalam semangat besar yang tertuang dalam Saudi Vision 2030, pemerintah Saudi Arabia, salah satunya, bertekad untuk membuka pelayanan Haji dan Umrah dengan pendekatan memudahkan, meluaskan, dan mendorong kesempatan pada jamaah dari seluruh dunia untuk beribadah haji dan umrah.
“Tentu saja, dalam kaitan itu, pemerintah Saudi juga tetap menerapkan standar, prosedur, dan penyesuaian pembiayaan yang perlu kita perhatikan dan meresponsnya dengan tepat,” tegas Wamenag.
“Kita tidak bisa berjalan sendiri-sendiri dengan ego dan kemauan kita sendiri tanpa membuka diri untuk kerja sama dan saling pemahaman antar kita,” kata Wamenag.